Minggu, 19 Juni 2016

Makalah Etika Profesi Sekretaris

TRYSOMETHINGDIFFERENT


Bab  I
 PENDAHULUAN
1.    Sistematika etika profesi
     Etika terbagi atas 2, yaitu etika umum dan etika khusus….
Etika umum mencakup; apakah filsafat prinsip dasar dan filsafat moral dasar.
Etika khusus atau terapan juga mencakup 2, yaitu etika individual dan etika sosial.
Etika sosial terdiri atas :
1. Etika terhadap sesama (filsafat sosiologi)
2. Etika keluarga
3. Etika profesi
4. Etika politik
5. Etika lingkungan hidup
6. Ideologi ideologi   
2.    ISTILAH, ARTI,PENGERTIAN,ETIKA DAN ETIKET
           Etika sama dengan tata krama sedangkan etiket adalah sopan santun. Manusia memiliki etika dan etiket di dalam kepribadiaanya. Sedangkan binatang tidak. Contoh. Anjing membuang kotoran di suatu tempat tidak malu sedangkan manusia tidak.
         Etika profesi sangat dibutuhkan manusia agar terdapat suatu ketenangan,kebahagiaan,saling penertian,kerjasama tim sesuai dengan filsafa tim. Manusia sama-sama butuh bantuan orang lain dan berbagai profesi. Profesi adalah suatu jabatan yang harus di pertanggungjawabkan.
 Mengapa etika itu perlu dipelajari 2 karena kita sama-sama hidup dengan masyarakat pluralistik yang terdiri dari berbagai suku,ras,budaya,bahasa, latarbelakang,ekonomi,dan pendidikan yang berbeda.
Contoh: kita harus menghargai agama lain saat berpuasa, beribadah,dan menghargai  budaya orang lain.

Untuk mempelajari etika perlu mengetahui 3 azas yang saling terkait.

 Jenis etika yaitu:
1.Etika deskriptif
2.Etika normatif
3. Etika meta etika ( analisis )

Menurut penerapannya, etika digolongkan menjadi 2 jenis
1.    Etika umum
Norma sopan santun   
Norma hukum
Norma moral

2.     Etika khusus
Guru, sekretaris,dosen dokter

Penjelasan jenis etika
•    Etika deskriptif
Adalah etika yang erat hubungannya dengan antropologi, fisiologi, untuk mempelajari serta menguraikan moral suatu masyarakat, kebudayaan, dan bangsa. Kesimpulan: membandingkan sistam moral, kode etik kepercayaan dan lain- lain.
•    Etika normatif
Adalah secara sistematis berusaha menyajikan dan membenarkan suatu sistem moral dan aturan moral yang menguasai perilaku peraturan dan nilai tersebutlah yang membentuk sikap, adat istiadat,norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sekitarnya.
Etika normatif mempunyai peranan yaitu:
o    Berusaha menerapkan berbagai norma peraturan,kewajiban dan nilai moral yang    membentuk norma- norma yang mengikut dalam masyarakat .
o    Berusaha  dengan berbagai cara berdasarkan prinsip dasar moral.
Contoh :
      Seorang sekretaris memberikan ceramah ( MC ) harus sesuai dengan pakaian yang sopan dan tidak boleh norak.
    Budaya harus saling menghargai ( contoh budaya Jawa dab budaya Sumatera berbeda )
    Perampok dan korupsi di Negara kita merupakan tindakan jahat tetapi secara moral tindakan ini tidak di benarkan.

Etika harus mampu membedakan mana yang baik dan yang tidak baik dan yang tidak bisa dilakukuan.
Persamaan etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Etika adalah suatu ilmu pengetahuan tentang azas-azas ahklak/ moral manusia. Sasaran etika  dalam moralitas artinya supaya seseorang dapat membedakan mana yang baik dan yang tidak baik.
Contoh : pakaian sekretaris

3.    Persamaan dan Perbedaan Etika dan Etiket
     Persamaan antara etika dan etiket :
•    Menyangkut prilaku manusia
      Perbedaan antara etika dan etiket :
1.    Etiket –> hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain atau saksi mata maka etiket tidak berlaku. Misalnya, sendawa saat makan merupakan prilaku yang dianggap tidak sopan, namun hal itu tidak berlaku jika kita makan sendirian dan kemudian sendawa, tidak ada orang yang melihat, sehingga tidak ada yang beranggapan bahwa kita tidak sopan. Etika –> selalu berlaku walaupun tidak ada saksi mata. Larangan untuk mencuri tetap ada walaupun tidak ada saksi mata
2.    Etiket –> bersifat relatif, yang dianggap tidak sopan dalam suatu kebudayaan bisa saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika–> bersifat jauh lebih absolut, “Jangan Mencuri”, “Jangan Membunuh”, merupakan prinsip-prinsip etika yang tidak bisa ditawar-tawar
3.    Etiket –> hanya memandang manusia darii segi lahiriah saja. Misalnya banyak penipu dengan maksud jahat mereka berhasil, karena penampilan dan tutur katanya yang baik. Etika –> memandang manusia dari segi dalam. Walaupun bertutur kata baik, pencuri tetaplah pencuri. Orang yang berpegangan pada etika tidak mungkin munafik.
4.    Etiket –> menyangkut cara suatu perbuatan harus dilakukan oleh manusia, misalnya memberikan seuatu kepada orang lain dengan menggunakan tangan kanan. Etika –> memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Misalnya, mengambil barang milik orang lain tanpa izin itu tidak diperbolehkan. Apakah mengambil dengan tangan kanan atau tangan kiri sama sekali tidak relevan.


    Pengertian Etika
Etika adalah mencari kebenaran dengan membedakan antara yang baik dan mana boleh dikerjakan dan yang tidak boleh dilakukan.
    Tujuan etiket
Yaitu agar orang tahu norma- norma, tata susila( nilai yang berlaku) dalam masyarakat. Etiket mencegah kekeliruan dan berusaha mendapatkan kebenaran , kesadaran moral dan membentuk manusia susila dan selalu berbuat baik sesuai hati nurani akan memberi arah dan petunjuk untuk membentuk kepribadian seseorang sesuai bentuk profesinya.
    Pengertian Etika Profesi
Etika profesi menjiwai seseorang dalam menjalankan tugas untuk memperoleh hasil yang memuaskan . etika profesi diperluka untuk menciptakan, ketenangan jiwa, ketentraman, keselarasan,hidup gotongroyong sesuai dengan filsafat  pancasila.
Untuk menjamin ketenangan jiwa perlu adanya atura- aturan yang baik secra tertulis kode etik dan aturan tersebut menjadi pedoman/ kompas dalam hidup bermasyarakat bernegara. Etika adalah kebahagian dari keseluruhan pribadi kita.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan:
1.    Memberikan wawasan agar kita mampu berpikir kritis terhadap norma moral yang berlaku dalam profesi, apabila kita memiliki pengangan, pedoman, untuk melaksanakan profesi dengan penuh tanggungjawab , sebagai keseluruhan tuntutan moral yang terkena pada pola pelaksanaan sebuah profesi dapat dilaksanakan.
2.    Tidak membatasi diri pada norma-norma formal yang berlaku dalam lingkungan pekerjaan melainkan mencakup prinsi-prinsip dan nilai pelaksaanaan dan perwujudan yang semakin sempurna. Contoh. Dokter harus merahasiakan penyakit dan melayani 24 jam ternyata dokter sekarang mengutamakan ke bisnis ( mengharapkan uang )
3.    Membantu orang denga norma untuk menyatakan identitasnya sebagai manusia yang baik.
   
Kesimpulan  :   Etika profesi memang dibutuhkan untuk mencipatakan ketenangan , ketentraman.
4.    Latar Belakang Munculnya Etika Profesi
Munculnya etika profesi sebenarnya berasal dari adanya penyimpangan perilaku dari penyandang profesi terhadap sistem nilai, norma, aturan ketentuan,yang berlakudalam profesinya. Tidak adanya komitmen pribadi dalam melaksanakan tugas, tidak jujur, tidak bertanggungjawab, tidak berdedikasi, tidak menghargai hak orang lain, tidak adil dan semacamnya. Menurut Bambang (2007:45) mengapa orang memilih tindakan-tindakan tidak etis yaitu:
a.       Orang akan berbuat apa yang paling leluasa bisa diperbuatnya.
b.      Orang akan berbuat demi suatu kemenangan.
c.       Orang akan selalu mencoba merasionalisme pilihan-pilihannya dengan relativisme.
           Prinsip-Prinsip Etika Profesi
       Tanggung jawab. Terdapat tanggung jawab yang diemban yakni: terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut dan trhadap hasilnya, terhadap dmpak dari profesi tersebut untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada umumnya.
   Keadilan. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya.
   Otonomi. Prinsip ini menuntut agar setiap kaum profesional memiliki dan diberi    kebebasan dalam menjalnkan profesinya.

5.    Manfaat dan Tujuan Etika Profesi
      Dalam kehidupan sehari-hari, Etika sangat penting untuk di terapkan untuk menciptakan nilai moral yang baik. Beberapa orang mengartikan bahwa etika hanyalah sebagai konsep untuk dipahami dan bukan menjadi bagian dari diri kita. Namun sebenarnya etika harus benar-benar dimiliki dan diterapkan oleh diri kita masing-masing, sebagai modal utama moralitas kita pada kehidupan yang menuntut kita berbuat baik. Etika yang baik, mencerminkan perilaku yang baik, sedangkan etika yang buruk , mencerminkan perilaku kita yang buruk pula. Selain itu etika dapat membuat kita menjadi lebih tanggung jawab, adil dan responsif. Beberapa contoh Tujuan kita menerapkan atau mempelajari etika itu sendiri ialah :

1. Untuk mendapatkan konsep yang sama mengenai penilaian baik dan buruknya perilaku atau tindakan manusia dalam ruang dan waktu tertentu.

2. Mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang harmonis, tertib, teratur, damai dan sejahtera.

3. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom.

4. Etika merupakan sarana yang memberi orientasi pada hidup manusia.

5. Untuk memiliki kedalaman sikap; untuk memiliki kemandirian dan tanggung jawab terhadap hidupnya.

6. Mengantar manusia pada bagaimana menjadi baik.


BAB 2
 PEKERJAAN, PROFESI DAN PROFESIONAL
1.    PENGERTIAN PEKERJAAN, PROFESI DAN PROFESIONAL
Secara umum pekerjaan adalah segenap kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan  tanpa memerlukan bidang khusus keahliaannya. Contoh : guru
Profesi memperoleh nafkah  yang disertai dengan ilmu pengetahuan yang luas dan memiliki keahlian khusus dibidangnya dan tanpa pamrih mengabdi. Contoh : sekretaris, guru, dosen, dokter dll harus memeliki pengetahuan luas dan ahli di bidangnya.
    Seorang dokter harus siap 24 jam melayani pasien.
    Guru harus mendidik siswa supaya menjadi cerdas dan pintar.

2.    Perbedaan antara pekerjaan dengan profesi:

•    Dalam melaksanakan pekerjaan tidak dibutuhkan keahlian dan keterampilan khusus, sedangkan penyandang-penyandang profesi dalam menjalankan profesinya sangat dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus.
•    Dalam melaksankan pekerjaan tidak terlalu dibutuhkan adanya etika dan etiket dalam lingkungannya, tetapi para penyandang profesi dalam menjalankan profesinya sangat dibutuhkan etika dan etiket dalam lingkungannya.

3.    TUNTUTAN BAGI PENYANDANG PROFESI
Dalam menjalankan profesi para penyandang profesi  terdapat 5 ( lima ) tuntutan yang harus dilakukan:
1.    Penuh tanggung-jawab
2.    Pekerjaan yang dilakukan harus dilakukan dengan berdasarkan mutu dan hasil.
3.    Dalam menjalankan tugasnya tidak merugikan pihak lain
4.    Dalam menjalankan tugasnya harus disertai pengertian terhadap bangsa dan negara.
5.    Dalam menjlankan tugas harus disertai sikap bebas dan tanpa pamrih dalam membantu orang lain.

4.    CIRI-CIRI PENYANDANG PROFESI
1)    Memiliki moral yang kuat sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
2)    Memiliki mental yang kuat sehingga mampu menghadapi tekanan.
3)    Harus tetap mempertahankan etika profesi yang beridealisme.

5.    HAKEKAT PROFESI
Merupakan janji terbuka yang dinyatakan secara sadar dan tanpa paksaan bahwa ia harus berguna bagi orang lain berdasarkan norma-norma etik dalam sikap dan perilakunya dalam menjalankan profesi dan kehidupan sehari-harinya. Dalam kode etik profesi terdapat sanksi bagi pelanggarnya sesuai profesinya masing-masing.
6.    CIRI-CIRI PROFESIONALISME
a.    Memiliki landasan pengetahuan atas bidang pekerjaanya.
b.    Memahami  ethos kerja dalam menjalankan profesinya.
c.    Bertanggung-jawab terhadap semua pekerjaan yang dilakukan.

CARA KERJA PROFESIONALISME
1.    Mudah beradabtasi dengan situasi lingkungan.
2.    Mampu membuat perencanaan yang berkesinambungan ( jangka panjang dan jangka pendek ).
3.    Bekerja secar efektif dan efesien.
4.    Melakukan evaluasi secara terus-menerus.
5.    Memiliki kemampuan berkomunikasi.
6.    Dinamis dan inovatif.
7.    Memiliki loyalitas terhadap profesinya.
8.    Memiliki motivasi yang positif.

TAHAP-TAHAP UNTUK MENCAPAI KEMAJUAN ATAU KESUKSESAN
A.    Mental yang kuat untuk beradaptasi .
B.    Pengamatan tugas yang baik.
C.    Mengerti tujuan yang baik.
D.    Proses perkembangan  sesuai dengan kemampuannya.
E.    Mempertahankan ketekunan yang kita miliki.
F.    Memperbaiki kelemahan kita.
G.    Berkepribadian yang baik dan mampu melihat pandangan ke depan.

PROFESI SEKRETARIS
Para sekretaris harus siap membantu  pimpinan dalam mengatur jadwal, menata ruangan kantor, persiapan-persiapan  pertemuan urusan sosial internal dan eksternal demi menjaga nama baik perusahaan. Kenyataan saat ini para penyandang profesi  sekretaris sudah menyimpang dari kode etik profesinya antara lain:
    Tidak loyal terhadap atasan.
    Tidak disiplin.
    Tidak menghargai pekerjaan orang lain.
    bercinta dengan pimpinan.
    Tidak sopan, tidak mempunyai etiket  dan etika.
    Tidak menghargai teman sekerja, tidak ada  kerjasama dan selalu menganggap dirinya benar.
    Kurang teratur dalam melaksanakan tugasnya .
      Kurang kemampuan dan kecantikan dari luar, kebersihan diri.

7.    FAKTOR-FAKTOR MEMBUAT TIDAK PROFESIONAL
1)    Faktor Internal
a.    Tidak mau berubah selalu mempertahankan  sikap yang lama.
b.    Kurang motivasi dan kurang percaya diri.
c.    Mudah puas dengan apa yang diperolehnya.
d.    Tidak mau belajar terus-menerus.
2)    Faktor Eksternal
a.    Lingkungan yang mengganggu.
b.    Masalah keluarga.
c.    Teman sekerja ( hubungan kerja-sama tidak bias dikembangkan  )
     Profesi adalah jabatan atau pekerjaan . Profesionalisme merupakan tuntutan abad ke 21, sedangkan profesionalisme adalah kemampuan seseorang untuk mencapai hasil yang dimiliki. Contoh: sekretaris profesionalisme adalah sekretaris yang memiliki kemampuan di bidang kesekretariatan dan memiliki  kemampuan membantu orang lain tanpa pamrih, bertanggung jawab , disiplin, gigih, jujur, disiplin dll.
    Kita telah mengetahui saat ini, zaman globalisasi semua sudah online tanpa batas. Contoh arus informasi internet,tehnologi,SDM,arus budaya, hubungan antar negara sudah mudah mendapatkan informasi dan setiap perusahaan dan  pemerintahan saat ini membutuhkan moral dan intelektual . semuanya ini sia-sia untuk mencapai tujuan orang tanpa orang- orang profesional .
Bagi penyandang profesi luhur dituntut :
1.    Sikap  bebas tanpa pamrih membantu orang lain, mementingkan kepentingan orang lain dari kepentingan pribadi
2.    Tuntutan etika profesi harus tetap diperhatikan oleh masyarakat
3.    Agar dapat menjalankan profesinyabsesuai dengan tuntutan etika profesi yang harus memiliki ciri-ciri : moral yang kuat, tidak bisa dipengaruhi lain ( integer ) , mental yang kuat,  rajin , pandai bergaul, tidak emosional, idealisme


























Bab 3
Kompetensi Sekretaris dan Kompetensi Managemen Administrasi Perkantoran

Kompetensi Sekretaris
      a. Istilah dan pengertian Sekretaris.
      b. Peran Sekretaris.
      c. Siapa Sekretaris  yang didambakan.
      d. Pendekatan baru bagi pendidikan sekretaris.
                     
 Kompetensi Mangemen Administrasi
a.    Dimensi personal
b.    Dimensi intelektual
c.    Dimensi ketrampilan produktif

1.     Peran Sekretaris
2.    Diplomat dan bijak berhadapan dengan lawan bicara atau siapapun
3.    Memahami psikologis  artinya dapat mengerti orang lain, kebutuhan, bekerjasama dengan orang lain.
4.    Memahami hukum dan etika bisnis, kejujuran, dan jangan merugikan orang lain.
5.    Sikap keilmiahaan, cermat, objektif, sistematis, logis, moral, yang baik dalam menganalisis setiap permasalahan, komunikasi yang mudah di mengerti dan bisa dilakukan orang lain ( saling pengertian )
6.    Tenang menghadapi  masalah dan mampu menyelesaikannya dan terhadap masalah yang konflik sekretaris peka memberitahukan kepada atasannnya.

Kesimpulan :
1.    Sekretaris profesional memiliki kemampuan dan mamiliki keahlian di bidangnya , terdidik dan terlatih mampu menyelesaikan masalah kegiatan administrasi giuna menjaga agar kantor dapat berfungsi dan berjalan dengan baik dan lancar.
2.    Sekretaris profesional selalu cermat menjaga wibawa atasannya.
3.    Mampu mengatur waktu pimpinan
•     Jadwal pertemuan pimpina harus diingatkan
•    Menyaring telepon yang masuk untuk atasannya dan terampil dan cekatan memilih tamu yang berkunjung kepada pimpinan
4.    Menjaga suasana kantor yang kondusif ( tenang ) dan produktif
Siapa sekretaris yang didambakan ?
Kita mengetahui bahwa sekretaris seseorang yang bias berpikir deangan atasannya ( mitra kerja sama ), membantu pimpinan menyelesaikan masalahnya.
Sekretaris yang benar- benar didambakan :
1.    Yang mampu mendirikan citra ( image ) yang baik dan menyenangkan dan buakn saja dari atasan tapi juga citra perusahaan terhadap pihak luar.
2.    Tidak menyombong diri
3.    Mampu menyenangkan lawan
4.    Memasukkan ide yang baik bagi perusahaan
5.    Bijaksana dalam mengambil keputusan
6.    Profesional mendampingi pimpinan sebagai perisai, penyelamat cira atasannya.

Profesional Secretaries International ( PSI )
 Mendefinisikan sekretaris bisa memperagakan kemampuannya untuk menjalankan tugas dan tanggungjawab tanpa pengawasan langsung dari atasan, menjalankan gagasan sendiri, mempertimbangkan dan membuat keputusan sendiri dalam batas cakupan wewenang yang dipercayakan kepadanya.
2.    Etiket Kerja Sekretaris
1.    Rajin bekerja
2.    Hindari pinjam- meminjam
3.    Tidak mengundur waktu
4.    Tidak mengeluh
5.    Bisa memegang rahasia
6.    Ramah
7.    Tulus hati tanpa dibuat-buat
8.    Hindari obrolan dalam tempat kerja
9.    Hindari pemakaian telepon ecuali mendesak
10.    Jika memberi kritik jangan didepan temannya
11.    Menghindari terlalu sering menerima tamu pribadi
12.    Jangan membentuk kelompok
13.    Jangan cepat pulang, usahakan pimpinan duluan
14.    Tempat kerja tidak boleh dimanfaatkan untuk pacaran
15.    Jangan menjilat atasan
16.    Jangan mengerjakan yang bukan tugas kantor
17.    Tidak baik mengobrol di tempat kerja teman
18.    Bersikap acuh tak acuh terhadap pihak yang berkunjung ke tempat kerja

3.     Pendekatan Baru Bagi Pendidikan Sekretaris
1.    Dapat dipercaya
2.    Bersikap adil
3.    Kaya gagasan, ide, logika, inisiatif
4.    Bagi sekretaris Administrasi mutlak harus mengetahui pengetahuan luas bisnis ( accounting, manajemen, marketing, hukum dagang, keuangan, pemprosesan data, komputerisasi).
Ketrampilan sekretaris perlu dituntut di berbagai aspek penting organisasi, bisnis dimanapun berada, karena keterampilan sekretaris saat ini sangat mendekat.
  Tugas dan tanggungjawab Sekretaris sudah multi fungsional antara lain :
Memproses data dengan komputerasasi, membantu pimpinan dalam mengatur jadwal, mendesain ruangan, mendidik karwayan baru, membuat SDM yang produktif, mampu melaksanakan ide-idenya.
Kesimpulan : semua yang di atas sekretaris perlu pendidikan dan pelatihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan kantor.
4.    Kompetensi Sekretaris
Kompetensi sekretaris yaitu seperangkat tindakan intelegensi penuh tanggungjawab dan harus dimiliki sekretaris dalam mengemban tugasnya dapat dirangkum dalam 3 dimensi:
1.    Dimensi personal
2.    Dimensi intelektual
3.    Dimensi keterampilan produktif
    Dimensi Personal
1.    Dapat dipercaya.               
2.    Berpikir positif.                
3.    Adil.                     
4.    Pandai berkomunikasi.  
5.    Banyak mengetahui bahasa.
6.    Kreatif, inisiatif.
7.    Mudah adaptasi.
8.    Cinta kerja kualitas.
9.    Berdisiplin.

    Dimensi Intelektual
Berpengetahuan luas tentang bisnis antara lain accounting, marketing, komputerisasi, keuangan, komunikasi, etika bisnis, wirausaha, melayani tamu, pandai bergaul.

    Dimensi keterampilan tehnis
         Meliputi keterampilan tehnis dan profesional:
1.    Mampu mengoperasikan komputer
2.    Stenografi
3.    Menulis
4.    Kearsipan
5.    Korespondensi Inggris Indonesia
6.    Komunikasi
7.    Melayani tamu dan set perjanjian
8.    Mengurus perjalan pimpinan
9.    Menyiapkan rapat
10.    Membuat laporan
11.    Melakukan penelitian dan kebijaksanaan
12.    Humas

Dari ketiga dimensi, dituntut para profesi sekretaris:
1.    Perlu pendidikan dan latihan secara teratur agar para penyandang sekretaris untuk masa sekarang dan akan datang lebih banyak dituntut konsep dan teknologi proses informasi Manajemen Administrasi dengan mempergunakan peralatan kantor modern.
2.    Melalui sistem informasi  Manajemen peran sekretaris dapat membantu pimpinan memberikan informasi benar, agar keputusan yang di amabil pimpinan cepat dan tepat.
3.    Terampil dan mudah bergaul, membangun hubungan manusia, mampu menciptakan hubungan intim yang harmonis dalam organisasi.
4.    Mau berubah ( bersikap dan berperilaku yang lama menjadi baik).


5.    Syarat-syarat Manajemen Administrasi
1.    Mampu mempengaruhi dan mendorong orang lain untuk itu perlu seseorang memiliki :
a.    Kejujuran
b.    Ketulusan hati ( keluluasan )
c.    Berwatak dan antusias
d.    Mempunyai mekanisme kerja yang tinggi
e.    Mampu berkomunikasi dengan lisan dan tulisan
2.    Wajib mempunyai pandangan luas dalam bisnis
Keterampilan tehnis ( skill ) yang perlu bagi Manajer Administrasi
1.    Menciptakan dan mengalokasikan informasi antara lain:
a.    Menghimpun
b.    Melengkapi
c.    Menseleksi
d.    Menggandakan
e.    Menyimpan
2.    Memproses data menjadi informasi keperluan perusahaan data yang benar, informasi yang benar, keputusan yang benar.
3.    Mengatur dan mengendalikan arus informasi atau laporan informasi serta memanfaatkan informasi eksternal.
Disamping itu perlu keterampilan khusus untuk Manajer Administrasi
1.    Ethos kerja yang produktif.
2.    Meneliti motivasi kerja dan berprestasi.
3.    Mau belajar untuk maju dan mau meningkatkan karier.
4.    Mudah bergaul.
5.    Berpikir positif.
Yang paling penting bagi Manajer Administrasi adlah sikap kerja
1.    Dipercaya.
2.    Pandai menyimpan rahasia.
3.    Harus bias mengoreksi dan selalu berusaha akurat dalam data.
Karena itu diperlukan:
1.    Sehat jasmani dan rohani
2.    Tetap tampil prima
3.    Stamina kerja yang tinggi
4.    Menguasai teknik berkomunikasI

Bab 4
KONTRIBUSI PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI DAN MORALITAS
Mempelajari prinsip dasar profesi dan moralitas profesi maka didalam diri seorang sekretaris ia mampu mengenal lebih dalam lagi tentang dirinya dan panggilan kerjanya dalam mengenal diri kita masing-masing. Kita dapat mengetahui potensi diri kita.
Dalam diri kita selalu ada kelebihan dan kelemahan dan kita perlu memperbaiki kelemahan kita dan kelebihan kita untuk dipertahankan. Ada 2 hal yang dapat dikemukakan jika seseorang mempelajari dan menghayati prinsip:
1.    Kemampuan individu, harus dapat membedakan mana yang baik dan buruk, mana yang bias dilakukan dan yang tidak bias dilakukan. Contoh: mendustai orang, menipu, meremehkan orang.
2.     Pelaksanaan profesi harus bisa menunjukkan suatu tertentu. Artinya, tingkah-lakunya harus bisa dikuasai, integer yang tidak bisa dipengaruhi oleh orang lain baik lingkunagn dan mereka tergolong pada yang  independen.

1)    LANDASAN KAIDAH DASAR
1.    Kaidah sikap yang baik, artinya kita selalu bertbuat baik kepada orang lain dan dapat menggembirakan orang lain. Tetapi dalam jalur yang benar.
2.    Kaidah keadilan, yaitu hargai hak orang lain dan jangan rampas hak orang lain demi kepentingan pribadi.
3.    Tidak ada kehidupan yang lebih baik tanpa kaidah manusia jika orang berpikir etika kesusilssn yang tinggi dari segala-galanya adalah Tuhan.
Kesimpulan:
a.    Setiap manusia bekerja untuk mendapatkan penghasilan ( in come ) tetapi ada yang membutuhkan keahlian dan tidak, tetapi walaupun profesi dan pekerjaan sama-sama dituntut pertanggung-jawaban secara moral.
b.    Profesi menuntut kesediaan untuk melayani sesame manusia bukan semata-mata untuk mencari nafkah kehidupan, artinya seorang penyandang profesi wajib membantu manusia lainnya tanpa mendapatkan imbalan jasa yang sesuai.



2)    PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI PADA UMUMNYA
Sikap Bertanggung –Jawab
1.    Bertanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan terhadap hasilnya.
2.    Bertanggung jawab terhadap dampak pekerjaan kita kepada kehidupan orang lain. Contoh: jangan merugikan orang lain.

3)    PRINSIP-PRINSIP DASAR ETIKA
1.    Mendahulukan kepentingan umum.
2.    Pengabdian terhadap tuntutan luhur profesi.
3.    Tuntutan profesi luhur hanya dapat dilakukan oleh orang yang jujur, setia, dapat dipercaya, bertanggung jawab, idealisme dan sungguh-sungguh tanpa pamrih, mau membantu atau melayani sesama sesuai dengan profesinya dan mempunya skill.

4)    MORALITAS PROFESI LUHUR
Ingin menuntut moralitas yang tinggi, artinya tidak boleh dipengaruhi oleh orang lain.
a.    Berani berbuat dengan bertekad dan bertindak sesuai dengan profesinya.
b.    Kesadaran berkewajiban.
c.    Idealisme, sungguh-sungguh tanpa pamrih membantu orang lain dan dengan penuh pengertian.

5)    MORALITAS PROFESI SECARA UMUM
1.    Ia dipercaya sesuai dengan kemampuan pada dirinya, mau dan mampu melakukan dengan baik.
2.    Ia berusaha sungguh-sungguh dan tanpa pamrih menolong orang lain.
3.    Manusia disebut etis artinya secara utuh, menyeluruh mampu memenuhi kebutuhan dan seimbang dengan pribadi kita.








Bab 5
FILSAFAT KERJA,MASAlAH ETHOS KERJA,DILEMA ETHOS KERJA BAWAHAN DAN ETHOS KERJA ASLI INDONESIA.
1.    Filsafat Kerja.
2.    Masalah Ethos Kerja.
3.    Dilema Ethos Kerja Bawahan.
4.    Ethos Kerja Asli Indonesia.



1.    FILSAFAT KERJA
Pada zaman dahulu,dimana raja-raja dikawal oleh prajurit kerjaan dan para penjaga kerajaan tersebut. Kelihatannya mereka seolah-olah tak berusrusan di kerajaan yang ditonjolkan hanya menjaga keamanan kerajaan padahal mereka berlatih sekuat tenaga untuk mempertahankan keamanan kerja. Kerajaan tidak mungkin berjalan dengan baik kalau tidak ada yang mengurus makanan,pakaian dan seluruh kerajaan.
Apa yang kita ambil dari cerita diatas?
Penindasan terhadap rakyat kecil pada abad yang ke-19. Ternyata sekarang terjadi perubahan yang sangat besar, oleh karena hadirnya teknologi sehingga manusia perlu dihargai walaupun mereka kalangan kecil.
Oleh karena itu, filsafat perlu menghargai bawahan jangan sampai terjadi penindasan. Dehuminasi(tidak manusia), Depersonalisasi(memperlakukan manusia bukan sebagai pribadi),Despretisulisme(memperlakukan manusia yang tidak memiliki spritual).

2.    MASALAH ETHOS KERJA
   Negara kita sedang membangun segala sektor maupun di swasta untuk memajukan pembangunan di segala bidang SDM perlu ditingkatkan agar memiliki ethos kerja yang tinggi. Apakah masyarakat Indonesia saat ini memiliki ethos kerja yang tinggi?
    Ethos kerja itu masih ada pada orang-orang yang rajin bekerja dan yang jujur yang tidak mengharapkan bantuan orang lain. Contoh:Petani, mereka masih tetap bekerja demi mempertahankan kehidupan keluarganya.
    Saat sekarang ini kita lihat, para pejabat hanya mementingkan dirinya sendiri,sehingga lama kelamaan ethos bawahaan mereka diperas tenaga dan waktunya tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Apakah kita harus menciptakan ethos kerja yang tinggi?
Harus,ethos kerja perlu dijalankan dengan cara menambah gaji para bawahan,menaikkan harga beras dan perlu memberikan perhatian kepada bawahan , kesejahteraan,perumahan,membuka koperasi,simpan-pinjam agar bisa menyekolahkan anak-anaknya.
Ada 12 ethos kerja bawahan yang perlu:
1.    Kerajinan.
2.    Efisien dan efektif.
3.    Sikap baik.
4.    Mental kuat.
5.    Kejujuran.
6.    Kecerdasan.
7.    Logika mengambil keputusan.
8.    Mau berubah.
9.    Mempergunakan kesempatan.
10.    Kerja energik.
11.    Mental
12.    kuat
13.    Integer, bertanggung jawab, tanpa pamrih, mau bekerja sama, visioner, adil , dsb.

3.    Etos Kerja asli indonesia
     Bagaimana dengan Indonesia?? dalam artikel Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia [1977], ‘etos kerja’ orang Indonesia adalah
    Munafik atau hipokrit. Suka berpura-pura, lain di mulut lain di hati;
    Enggan bertanggung jawab. Suka mencari kambing hitam;
    Berjiwa feodal. Gemar upacara, suka dihormati daripada menghormati dan lebih mementingkan status daripada prestasi;
    Percaya takhyul. Gemar hal keramat, mistis dan gaib;
     Berwatak lemah. Kurang kuat mempertahankan keyakinan, plinplan, dan gampang terintimidasi. Dari kesemuanya, hanya ada satu yang positif, yaitu
     Artistik; dekat dengan alam. Dengan melihat keadaan saat ini, ini merupakan kenyataan pahit, yang memang tidak bisa kita pungkiri, dan memang begitu adanya.

     Namun lanjutnya, dari 220 juta jiwa rakyat Indonesia, tidak semua memiliki etos kerja buruk seperti disebutkan diatas. Masih ada organisasi yang peduli dan mau mengubah etos kerja yang disematkan ke bangsa Indonesia saat ini (Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia [1977]). Seperti contohnya sebuah bank nasional saat ini sedang mencoba merumuskan etos mereka yaitu (1) berorientasi kepada nasabah, (2) menjunjung integritas, (3) berdisiplin, (4) kerjasama, (5) saling percaya dan saling menghormati, (6) pemberdayaan SDM, (7) keseimbangan, (8) kepemimpinan, dan (9) kepedulian pada lingkungan.
Itulah etos yang hendak ditegakkan dan diharapkan bisa mengubah mereka menjadi lebih baik.

     Kita harapkan etos kerja yang diterapkan tersebut bisa diimplementasikan dalam kerja nyata dan akan lebih baik lagi jika hal positif tersebut menyebar kepada semua Organisasi kerja diseluruh    Indonesia.

     Lebih lanjut lagi beliau mengatakan, bangsa Indonesia adalah negara yang kaya dan merupakan bangsa yang besar. Indonesia dikarunia sumber daya alam yang melimpah ruah dan jumlah penduduk yang besar. Dan itu merupakan modal untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Namun pada Kenyataannya rakyat miskin bertambah banyak, pengangguran semakin meningkat, dan banyak anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk bersekolah. Data Penduduk miskin sampai pada tahun 2009.

Salah satu faktor rendahnya etos kerja yang dimiliki oleh Indonesia yaitu negatifnya keteladanan yang ditunjukkan oleh para pemimpin. Mereka merupakan model bagi masyarakat yang bukan hanya memiliki kekuasaan formal, namun juga kekuasaan nonformal yang justru sering    disalahgunakan.

Melihat kenyataan etos di Indonesia yang buruk, Jansen menawarkan solusi. Bagi ia, jawaban atas keberhasilan sebuah bangsa atau organisasi terletak pada etos kerja (culture) mereka. Dalam buku berjudul Culture Matters, Huntington menulis prakata yang mengatakan tiga puluh tahun yang lalu, Ghana dan Korea Selatan memiliki kesamaan dalam banyak hal seperti indikator    ekonomi    dan    sebagainya.
Namun, sekarang Korea Selatan sudah menjadi negara yang sangat maju sedangkan Ghana nyaris tidak mengalami perubahan alias berjalan di tempat. Kenapa hal itu bisa terjadi? Semua analisis akhirnya sampai pada satu kesimpulan, akar penyebabnya adalah culture (budaya).

Culture dalam bahasa Jansen adalah etos. Etos mencakup sikap terhadap waktu, kerja, dan masa depan yang kemudian membentuk sehimpunan perilaku khas individu atau organisasi. Pada tingkat internasional sudah dibuktikan bahwa maju tidaknya peradaban sebuah bangsa ditentukan oleh etosnya. Perusahaan-perusahaan kelas dunia seperti Matshushita dari Jepang, Kodak dari Amerika, juga berhasil karena mempunyai etos kerja yang unggul.
Begitu pula dengan tokoh-tokoh yang terkenal dari berbagai latar belakang seperti Nelson Mandela, Mahatma Gandi, dan sebagainya. Mereka semua muncul sebagai tokoh dunia karena etos - cita-cita, nilai, prinsip, pilihan, standar perilaku – yang mereka miliki berbeda dari manusia kebanyakan. Bercermin pada pengalaman di ataslah yang menjadi motivator dan menggerakkan Jansen untuk membuat Ethos21
Untuk dapat membangun kembali etos kerja perlu ada motivasi diri sendiri yang antara lain:

1.Kerja     Adalah      Rahmat    Dari    Allah
     Apa pun pekerjaan kita, entah pengusaha, pegawai kantor, sampai buruh kasar sekalipun, adalah rahmat dari ALLAH . Anugerah itu kita terima tanpa syarat, seperti halnya menghirup oksigen dan udara tanpa biaya sepeser pun.
Bakat dan kecerdasan yang memungkinkan kita bekerja adalah anugerah. Dengan
bekerja, setiap tanggal muda kita menerima gaji untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Dengan bekerja kita punya banyak teman dan kenalan, punya kesempatan untuk menambah ilmu dan wawasan, dan masih banyak lagi. Semua itu anugerah yang patut disyukuri. Sungguh kelewatan jika kita merespon semua rahmat itu dengan kerja yang ogah-ogahan.

2.    Kerja    Adalah      Amanah
Apapun pekerjaan kita semua adalah Amanah. Seyogyanya kita menjalankan amanah tersebut dengan sebaik mungkin. Kerja bukanlah sekedar pengisi waktu tapi perintah Allah. “Amanat itu mendatangkan rezeki,sedangkan khianat itu mendatangkan kemiskinan” (HR Dailami).
Etos ini membuat kita bisa bekerja sepenuh hati dan menjauhi tindakan tercela, misalnya korupsi dalam berbagai bentuknya.

3.Kerja        Adalah        Panggilan
Jika pekerjaan atau profesi kita disadari sebagai panggilan, kita bisa berucap pada diri kita sendirim, “I’m do my best!” Dengan begitu kita tidak akann merasa puas jika hasil karya ya kita kurang baik mutunya.

4.Kerja     Adalah    Aktualisasi
Aktualisasi diri artinya pengungkapan atau penyataan diri kita, apa yang harus kita aktualisasikan ?
kemampuan kita untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab kejujuran,
 disiplin, kemauan untuk maju, Tunjukkanlah terlebih dulu kualitas pekerjaan yang anda lakukan sebelum anda menuntut terlalu banyak untuk menerima imbalan yang besar karena kerja adalah    aktualisasi    diri.
Meski kadang membuat kita lelah, bekerja tetap merupakan cara terbaik untuk mengembangkan potensi diri dan membuat kita merasa “ada”. Bekerja jauh lebih menyenangkan daripada duduk bengong tanpa pekerjaan.

5.Kerja     Adalah     Ibadah
Seperti halnya aktivitas keseharian seorang muslim, kerja juga harus
diniatkan dan berorentasi ibadah kepada Allah SWT. Dengan kata lain, setiap
aktivitas yang kita lakukan hakikatnya mencari keridhaan Allah semata. Setiap
ibadah kepada Allah harus direalisasikan dalam bentuk tindakan, sehingga bagi
seorang muslim aktivitas bekerja juga mengandung nilai ibadah. Kesadaran ini pada gilirannya akan membuat kita bisa bekerja secara ikhlas, bukan demi mencari uang atau jabatan semata.

6.Kerja     Adalah    Seni
Kesadaran ini membuat kita bekerja dengan enjoy seperti halnya melakukan hobi.

7.Kerja     Adalah    Kehormatan
Karena tidak semua orang bisa diberi kepercayaan untuk melakukan suatu
pekerjaan seperti yang anda terima saat ini. Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam mempunyai
sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi “hijau” melihat
uang, sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi
yg kita miliki.
Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu profesi, namun
yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap
apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun yang kita kerjakan, sejauh itu
memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan memberikan arti
besar. Seremeh apapun pekerjaan kita, itu adalah sebuah kehormatan. Jika kita bisa menjaga kehormatan dengan baik, maka kehormatan yang lain yang lebih besar akan datang kepada kita.

8.Kerja      Adalah    Pelayanan
Manusia diciptakan dengan dilengkapi oleh keinginan untuk berbuat baik. Apa pun pekerjaan kita, pedagang, polisi, bahkan penjaga mercu suar, semuanya bisa dimaknai sebagai pengabdian kepada sesama.








         Bab 6
PROFESIONALISME & INTEGRITAS INTELEKTUAL MORAL DAN RELIGIUS
1.    Profesionalisme
2.    Integritas intelektual dalam Suatu profesi
3.    Integritas moral dalam suatu profesi
4.    Integritas religious dalam suatu profesi

1.    PROFESIONAL
Adalah seseorang yang memiliki keahlian di bidang nya, melakukan sesuatu pekerjaan profesi dan bukan suatu hobby. Professional berarti menyangkut bidang keahliannya dan senantiasa ahli dalam bidang nya.
Contoh:
(a)    Profesi sekretaris harus ahli di bidang sekretaris
(b)    Seorang guru harus ahli dalam mendidik
(c)    Profesi hakim harus ahli dalam menangani hukum


2.    INTEGRITAS INTELEKTUAL DALAM SUATU PROFESI
Apakah ada hubungan yang profesional dengan orang yang intelektual.
    Integritas : sifat dasar yang dimiliki seseorang secara utuh, maksudnya kepribadiannya tidak dapat di kotak-katik orang lain dan bertanggung jawab dengan tugas yang dilaksanakan nya, artinya kepribadian tidak dapat dibuat-buat.
    Hubungan profesionalisme dengan integritas jelas ada hubungannya dengan orang-orang yang professional, tidak dapat dibeli karena orangnya jujur.
Sifat-sifat integritas :
Orang jujur, lugu, polos, ahli berdasarkan ketaatan kepribadiaan nya, rendah hati, batin yang kuat, tidak dapat dibeli orang, selalu mau melakukan yang terbaik, menolong sesame dengan apa yang ada pada dia.

S     = Specific/ terperinci
M     =  Measurable / terukur
A     = Attainable / dapat di percaya
R    = Realistic / masuk akal
T     = Timely / tepat waktu

Pastikan goals / tujuan anda menjadi milik anda, pastikan bahwa :
    Goals anda milik anda saat ini bukan goal beberapa waktu lalu.
    Reable = konsisten
    Hard worker = bekerja keras
    Smart work = bekerja cerdas
Sikap dan perilaku / behavior and attitude
    Sikap terbaik adalah sikap  “ pasti bisa “ dan “ segala sesuatu nya mungkn “.
    Memiliki sikap antusias dan percaya diri.











Bab 7   
KEBEBASAN PROFESI DAN TANGGUNG JAWAB DALAM MENJALANKAN SEBUAH PROFESI
1.    Konsepsi dan jenis kebebasan.
2.    Kebebasan dan tanggung jawab dalam melakukan profesi.
a.    Mempertanggung jawab
b.    Makin bertanggung jawab
c.    Makna otonomi moral

1.    KONSEPSI DAN JENIS KEBEBASAN
TASYA makan siang di salah satu KFC. Tasya ingin sekali makan enak, setelah selesai dia makan dia memanggil kasir, harga makanan nya Rp 8000 dia memberikan uang yang Rp. 20.000,- kemudian di pulangkan kasiirnya sebesar Rp. 15.000,- hati nurani saya menyuruh saya mengembalikan uang itu.
Kesimpulan :
Kita bebas melakukan apa saja, tetapi secara moral kita nsudah berdosa. Saya bebas menaati suara hati saya karena yang bertanggung jawab saya sendiri. Tapi tanggung jawab moral dan kepada Tuhan adalah sudah menjadi dosa. Kebebasan bahwa orang lain tidak boleh memaksa kita untuk melakukan sesuatu.
Contoh : kita bebas pulang kuliah karena dosen tidak datang, kita bebas menentukan diri sendiri. Hal itu terjadi karena kita mempunyai kebebasan dari masyarakat yang kita hargai.

2.    MAKNA KEBEBASAN
Dalam filsafat pengertian kebebasan adalah Kemampuan manusia untuk menentukan dirinya sendiri. Kebebasan lebih bermakna positif, dan ia ada sebagai konsekuensi dari adanya potensi manusia untuk dapat berpikir dan berkehendak. Sudah menjadi kodrat manusia untuk menjadi mahluk yang memiliki kebebasan, bebas untuk berpikir, berkehandak, dan berbuat.


Jenis-jenis Kebebasan :
1.    Kebebasan jasmani dan rohani
a.    Kebebasan jasmani = kebebasan melakukan gerakan tubuh kita sesuai dengan yang kita inginkan ( fisik ).
b.    Kebebasan rohani = kemampuan kita menentukan apa yang kita pikirkan untuk menghendaki sesuatu agar terencana.
2.    Kebebasan Eksistensial
Adalah kemampuan manusia untuk menentukan tindakan sendiri.
3.    Kebebasan Sosial
Adalah kemampuan manusia melakukan hubungan bermasyarakat.
3.Beberapa Masalah Mengenai Kebebasan
 I.    Kebebasan Negatif dan Kebebasan Positif
 Beberapa tahun yang lalu, seorang filsuf politikus terkemuka, Isaiah Berlin secara resmi merangka perbedaan antara dua prespektif ini sebagai perbedaan antara dua konsep kebebasan yang berlawanan: kebebasan positif dan kebebasan negatif. sebagai dua aliran dalam filosofi politik demokratis – dua model yang membedakan John Locke dari Jean-Jacques Rousseau. Keduanya mempengaruhi motivasi hidup seseorang dalam lingkungan tertentu.
 Kebebasan negatif adalah adalah bebas dari hambatan dan diperintah oleh orang lain. William Ernest Hockin, Freedom of the Pers: A Framework of Principle (1947). Hockin menyatakan definisi kebebasan berbeda dari liberalisme klasik dimana kebebasan (negatif) berarti tidak adanya batasan.
 Kebebasan positif adalah tersedianya kesempatan untuk menjadi penentu atas kehidupan Anda sendiri dan untuk membuatnya bermakna dan signifikan. Kebebasan positif adalah poros konseptual tempat berkembangnya tanggung jawab sosial. Implikasi hukum dari kebebasan positif dikembangkan oleh Zechariah Chafee dalam karya dua jilid nya Government and Mass Communciation (1947).





 II. Batas-batas Kebebasan
Kebebasan mempunyai beberapa batas-batasan. Batasan ini ada agar kita bisa mengendalikan pemikiran kita mengenai kebebasan itu.
•    Faktor-faktor dari dalam
Kebebasan pertama-tama dibatasi oleh faktor-faktor dari dalam, baik fisik maupun psikis.
•    Lingkungan
 Kebabasan yang dibatasai oleh lingkungan, baik ilmiah maupun sosial. Lingkungan ini sangat menentukan pandangan kita mengenai kebebasan. Karena di setiap lingkungan yang berbeda maka mereka mempunya pandangan yang berbeda pula.
•    Orang Lain
 Dalam budaya Barat, undang-undanglah yang menentukan batasan kebebasan dan undang-undang ini hanya menyoroti masalah sosial yang ada. Artinya, undang-undang mengatakan bahwa kebebasan seorang tidak boleh menodai kebebasan orang lain dan membahayakan kepentingan mereka. Setiap manusia memiliki kebebasannya masing-masing dan hal tersebut menjadi pembatas bagi kebebasan menusia yang lainnya. Hak setiap manusia atas kebebasan yang sama.
 Sejalan dengan ketentuan peraluran perundang-undangan yang berlaku dan prinsip hukum internasional sebagaimana tercantum dalam Pasal 29 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi.
 Ayat dua (2) dalam pelaksanaan hak dan kebebasannya, setiap orang harus tunduk semata-mata pada pembatasan yang ditentukan oleh undang-undang dengan maksud untuk menjamin pengakuan dan penghargaan terhadap hak serta kebebasan orang lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil bagi moralitas, ketertiban. serta kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
•    Generasi-generasi mendatang
 Kebebasan juga dibatasi oleh masa depan umat manusia, atau generasi mendatang. Kebebasan kita dalam menggunakan sumber daya sampai poin tertentu, sehingga generasi kedepan juga bias menggunakan alam sebagai dasar kebutuhan hidupnya, atau istilahnya adalah sustainable development (pembangunan berkelanjutan)


III.Tanggung Jawab dan Kebebasan
 Tanggungjawab berkaitan dengan “penyebab”. Yang bertanggung jawab hanya yang menyebabkan atau yang melakukan tindakan. Tidak ada tanggungjawab tanpa kebebasan dan sebaliknya. Bertanggung jawab berarti dapat menjawab, bila ditanyai tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Orang yang bertanggung jawab dapat diminta penjelasan tentang tingkah lakunya dan bukan saja ia bisa menjawab tetapi juga harus menjawab.
 Tanggung jawab berarti bahwa orang tidak boleh mengelak bila diminta penjelasan tentang tingkah laku atau perbuatannya. Dalam tanggung jawab terkandung pengertian penyebab. Orang bertanggung jawab atas sesuatu yang disebabkan olehnya. Orang yang tidak menjadi penyebab suatu akibat maka dia tidak harus bertanggung jawab juga. Tanggung jawab bisa berarti langsung atau tidak langsung.
Tanggung jawab pun bisa berarti prospektif ataupun retrospektif.
•    Tanggung jawab prospektif, bertanggung jawab atas perbuatan yang akan datang,
•    Sedang tanggung jawab retrospektif, adalah tanggung jawab atas perbuatan yang telah berlangsung dengan segala konsekuensinya,
 Manusia adalah mahluk sosial. Dalam kesosialannya diandaikan kebebasan dan setiap kesosialan yang mengandaikan kebebasan selalu lahir implikasi yang harus dipertanggungjawabkan Kebebasan yang kita miliki tidak boleh diisi dengan sewenang-wenang, tetapi secara bermakna. (Semakin bebas, semakin bertanggung jawab).

   












BAB 8
HAKEKAT HATI NURANI
Hakikat Hati Nurani dan Pembinaan Hati Nurani :
•    Hakekat Hati Nurani
•    Hati Nurani Retrospektif dan Hati Nurani Prospektif
•    Hati Nurani Bersikap Personal dan Adipersonal
•    Hati Nurani yang Sebagai Norma Moral ynag Subjektif
•    Pembinaan Suara Hati

1.    Hakekat Hati Nurani
Suara hati adalah pangkat otonomi manusia, pusat kemandiriannya, unsur yang tidak mengizinkan menjadi pembeo atau seperti kerbau yang mudah digiring menurut pendapatorang lain.
Suara hati yang menunjukkan kepadapenghayatan kita tenteng yang baik dan buruk, tentang tingkah laku kita dan kodrat manusia. Suara hati berkaitan dengan kenyataan bahwa manusia mempunyai kesadaran. Suara hati membuat kita bahwa kita sadar selalu berhak untuk mengambil sikap sendiri, suara perintah melawan, suara hati darimanapun datang wajib di tolak.
Suara hati ( Pierce De Resistensi), unsure pendamaian yang akan mengganggu kerukunan kerja berpihak kepada yang benar.
Hati nurani adalah hati yang diterangi sering disebut dengan nur cahaya seolah-olah ada cahaya dari luar yang menerangi budi pekerti kita, seakan-akan pendengar membuka diri terhadap suara yang akan datang dari luar.
Rasio atau logika dibagi 2 yaitu:
    Rasio teoritis ialah apa yang dapat saya ketahui tentang sesuatu
    Rasio praktis ialah suara hati yang menyangkut tingkah laku manusia.
Hati nurani bisa keliru mengatakan itu baik atau buruk dilakukan. Padahal secara objektif perbuatan buruk atau sadis tetap dilakukan bagi orang yang tidak berpikir panjang atau logika. Contoh : pembunuhan dan korupsi.
Kesimpulan:  Hati nurani mempunyai kedudukan yang kuat dalam hidup moral.
2.    HATI NURANI RETROSPEKTIF DAN PROSPEKTIF
a.    Hati Nurani Retrospektif
Adalah penilaian tentang perbuatan – perbuatan kita dimasa lampau. Hati nurani ini seakan-akan melihat kebelakang dan menilai perbuatan yang kita lakukan dimasa lalu. Kalau perbuatan kita baik kita senang mengenangnya, apabila dimasa lampau kita buruk penyesalan akan timbul, rasanya suliti untuk mengenangnya karena bumi ini tidak bisa diulang ( batin yang berbicara sebagai hakim menimbang-nimbang apa yang dilakukan dimasa lampau ).
b.    Hati Nurani Prospektif
Adalah melihat kemasa depan dan melihat perbuatan-perbuatan kita dimasa yang akan datang ( meramal dimasa yang akan datang ).

3.    HATI NURANI PERSONAL DAN ADIPERSONAL
a.    Hati NUrani Personal
Selalu berkaitan dengan pribadi yang bersangkutan. Hati nurani personal diwarnai  dengan kepribadiaan kita. Hati nurani berfsifat personal, hati nurani yang bericara atas diri kita sendiri. Contoh: Hati nurani berbicara saya tidak mungkin menjadi dosen tetapi kalau ada niat dan iman yang kuat cita-cita kita pasti tercapai.
b.    Hati Nurani Adipersonal
Adalah hati nurani yang diterangi. Dalam pengalaman dalam hati nurani yang datangnya dari Tuhan, kita seakan-akan membuka diri terhadap suara yang datang dari luar maupun dari dalam. Contoh : mencari pekerjaan, mencari jodah atau apapun yang kita inginkan  kita minta campur tangan Tuhan untuk menolong kita.

4.    Hati nurani sebagai norma moral yang subjektif
Apakah hati nurani termasuk perasaan, kehendak, atau raio? Setiap masalah tidak boleh kita rumuskan begitu saja. Manusia tidak dapat dipisahkan dengan fungsi atau daya harus ada kesatuan manusia. Hati nurani memainkan peran yang baik terhadap perasaan yang baik terhadap kehendak dan rasio. Hati nurani harus dikaitkan dengan logika artinya mana yang bisa dilakukan atau tidak.
Hati nurani mempunyai dampak yang kuat dalam hidup moral kita. Dipandang dari sudut subjektif Hati nurani adalah terakhir untuk perbuatan kita.
5.    PEMBINAAN SUARA HATI
A.    Mendidik Suara Hati
Perasaan moral dan anggapan-anggapan sangat mempengaruh suara hati kita. Mengapa suara hati harus dididik? Karena suara hati sangat dipengaruhi oleh persaan moral kita yang terbentuk dalam lingkungan formal dan informal yang telah kita terima dan itu berarti oleh pandangan-pandangan lingkungan kita lebih-lebih waktu kita masih muda. Dengan mendidik suara hati kita bebas dari prasangka dan mampu melihat yang baik dan yang tidak baik. Suara hati menuntut keterbukaan dan keinginan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang kita lewati.
B.    Suara Hati dan Sumber Ego
Ego itu muncul dari diri sendiri, dorongan nafsu, kebutuhan, keinginan, dan mementingkan diri sendiri. Sumber ego adalah perasaan bersalah yang kita rasakan, apabila kita melakukan yang terlarang sedangkan ego adalah “ aku” Keinginan yang merasakan
     Masalah Moral Dalam Profesi Untuk Mencapai Kesenangan
Para penganut hedonisme bertanya apa yang menjadi hal terbaik bagi manusia? Jawabannya kebahagiaan tidak di ukur dengan banyak uang, harta, kecantikan, jabatan, kemewahan,tetapi kebahagiaan itu diukur dengan kesenangan hati ( mensyukuri apa yang ada di hidup ini )  tetapi tetap lakukan yang baik sesuai dengan kehendak Tuhan dan bekerja kerja.
Kesenangan adalah baik apa yang dapat memuaskan keinginan kita dan apa yang dapat dilakukan agar dapat memuaskan hidup kita.
Apakah kebutuhan dan keinginan itu sama?
Hedonisme bertolak dari anggapan bahwa manusia hendaknya hidup.Dalam hedonisme terkandung kenbenaran bahwa manusia mencari kodrat mencari kesenangan. Cth. Kita lebih senang memberi daripada menerima




6.    Pengembangan diri
        Manusia tidak bahagia kalau tidak disalurkan bakat dan potensinya orang tidak akan bahagia. Pengembangan diri atau selfactualitation  pengembangan diri pada setiap manusia, seseorang yang mengembang diri sesuai dengan potensi pasti akan bahagia dan selalu mengembangkan dirinya, kalau tidak dikembangkan apalagi di zaman ini akan tercecer, ketinggalan zaman.
  Utilitarisme
     Supaya kita memperoleh kebahagian kita selalu berusaha yang terbaik dalam kehidupan kita dan menghindari kejahatan-kejahatan perlu bekerja keras, sabar,gigih,tekun bertahan dan siap menghadapi tantangan. Utilitarisme adalah senantiasa menuntut agar senantiasa perbuatan kita dapat dipertanggungjawabkan kepada Tuhan dan sesama.
Utilitarisme yaitu rasional atau masuk akal berdasarkan peraturan- peraturan dan segala perbuatan kita.Keutamaan dan Moral yang Kuat Dalam Menjalankan
Hakekat keutamaan
Pengertian keutamaan yaitu disposisi watak yang telah diperoleh sesorang dan memungkinkan dia bertingkahlaku yang baik secara moral.Contoh: kemurahan hati, dia rela membagi hartanya kepada orang miskin ( yang mebutuhkan ). Jadi kita menganggap yang memberikan pertolongan itu baik.
Beberapa unsur dalam keutamaan:
1.    Keutamaan adalah suatu disposisi, artinya sesuatu kecenderungan hati yang tetap tetapi hati nurani bisa berubah-ubah, hari ini mau menolong orang hari berikutnya tidak lagi perilaku seperti ini tidak dikatakan keutamaan.
Jadi keutamaan adalah sikap baik yang mendarah daging pada diri seseorang, daya ingat yang kuat, hati yang tak berubah-ubah ini disebut keutamaan moral.
2.    Keutamaan berkaitan dengan kehendak
Keutamaan adalah disposisi yang membuat hati tetap cenderung ke tertentu. Sifat kerendahan hati tidak menonjolkan diri, menolong orang lain bukan karena dia ingin dipuji supaya dianggap hebat tetapi karena kerendahan hati menolong orang lain.
3.    Keutamaan diperoleh melalui jalan membiasakan diri dengan latihan. Keutamaan tidak dimilki manusia ejak lahir, keutamaan melalui pelatihan dari orang tua. Cth : bermoral yang baik, mendidik bahasa daerah. Berarti pendidikan memainkan peran penting secara formal atau dengan didikan orangtua.
4.    Keutamaan perlu dibedakan juga dari keterampilan diperoleh dari pendidikan sejak lahir. Keterampilan juga bisa karena sudah bakat dan bakat bisa dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan.keterampilan dan keutamaan membantu mengatasi kesulitan, keterampilan bersifat teknis sedangkan keutamaan kehendak, keinginan membantu orang lain.
Hakekat Moral yang Kuat Serta Dampaknya Bagi Penyandang Profesi
Ada 7 sikap moral yang kuat memberikan konstribusi  terhadap penyandang profesi, salah satu  diantaranya:jujur,nilai-nilai    autentik,kesediaan yang bertanggungjawab, mempertanggungjawabkan kesediaan,kemandirian moral,keberanian moral,kerendahan hati,realistic dan kritis.


DAFTAR BUKU
1.    Frantina Magnis Suseno, Etika Dasar Masalah Pokok Filsafat Moral Kansius, Jakarta,1990.
2.    Bernhard Keiser, Etika Profesi, Tantangan Untuk Menjadi Hati Nurani Masyarakat dalam Bisnis, 1996
3.    Thomas Wiyasa Bratawidjaja, Sekretaris Profesional, Pustaka Binaman Pressindo, Cetakan III, 1996
4.    Indiyati  Oetomo, International Direction of Jhon Robert Powers, 2007, Ethics@work, Pintar Dalam Segala Situasi, Bahana
5.    David. J. Schwartti1999, Berprilaku dan Berjiwa Besar” The Magic Of Thinking Big “. Pustaka Delaprasata, Jakarta
6.    J. Nyoman Surma, Etika Profesi, ASMI Jakarta.